BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika dan profesi dewasa ini menjadi perbincangan yang penting bagi semua
kalangan. Bukan hanya etika profesi untuk guru saja, tetapi semua kalangan pun
akan melakukan etika dan profesi sebagai seorang pekerja dan sebagainya. Etika
profesi sebagai seorang Matematikawan khususnya. Dalam makalah ini, saya akan
menjabarkan tentang pengertian dari etika profesi dan konsep dasar etika
profesi sebagai seorang Matematikawan di bidang industri.
Bila kita membicarakan tentang konsep dasar, maka bila dihubungkan dengan
etika profesi, maka memiliki arti bahwa mengapa muncul pertanyaan mengapa
muncul etika dalam berprofesi dan harus seperti apa etika yang baik dalam
berprofesi ini. Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami apa arti
dari etika dan profesi itu sendiri dan selanjutnya konsep dasar etika profesi
Matematikawan di bidang industri
1.2
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Etika
Profesi.
2. Untuk mengetahui konsep dasar Etika
Profesi.
3. Untuk mengetahui Etika
Matematikawan di bidang Industri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ETIKA
PROFESI
2.1.1
Etika
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa
Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh
individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin (1993),
etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act as the performance
index or reference for our control system”.
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa
Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk
menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,
buruk atau baik.[1][1] Sedangkan
jika ditinjau dari bahasa latin etika adalah
“ethnic”, yang berarti kebiasaan, serta dalam bahasa Greec “Ethikos” yang
berarti a body of moral principles or values.[2][2]
Secara bahasa etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan
atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat.[3][3]
Etika menurut berbagai literatur sama juga dengan akhlak, moral, serta budi
pekerti, dimana akhlak berarti perbuatan manusia (bahasa arab), moral berasal
dari kata “mores” yang berarti perbuatan manusia, sedangkan budi adalah berasal
dari dalam jiwa, ketika menjadi perbuatan yang berupa manifestasi dari dalam
jiwa menjadi pekerti (bahasa sanskerta).[4][4]
Jadi kata etika, moral, akhlaq, serta budi pekerti secara bahasa adalah
sama, yaitu perbuatan atau tingkah laku manusia. Dimana objek etika itu sendiri
adalah perbuatan manusia sehingga menjadi pembahasan yang sampai saat ini terus
diperbincangkan.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat
kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang
benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik,
berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik
dan buruknya perilaku manusia :
1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang
berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan
apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan
tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha
menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.
2.1.2
Profesi
Secara epistemologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris
yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang
artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan
suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan
yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai
instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin,
2002). Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan,
keahlian, dan persiapan akademik.[6][6]
Secara bahasa profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian, keterampilan, kejuruan, dan sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, istilah profesionalisasi ditemukan sebagai berikut:
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu.
Profesional
adalah:
a.
Bersangkutan dengan profesi.
b.
Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.
c.
Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.
2.1.3
Etika Matematikawan di bidang industri
Seorang Matematikawan di tuntut untuk Bersikap profesional. Dimana
seorang matematikawan harus bisa Mempertanggungjawabkan Keahlianya di Berbagai Bidang industri.Matematikawan
Harus Bersifat Jujur, Tanggung Jawab , Teliti ,dll.
Contoh Industri konstruksi mengambil
pekerjaan konstruksi jembatan, Gedung, bendungan, kanal, dan lain-lain. Kita
Seorang matematikawan Harus bisa Mengukur dan Menciptakan Bangunan atau
jembatan yang kokoh yang tidak mudah roboh dengan Menggunakan Metode/Rumus
Matematika yang di kombinasikan dengan keahlian Seorang teknik Sipil. Pada Industri
Pabrik juga, misalkan kita seorang matematikawan yang berada di bidang
manajemen Persediaan maka kita harus bisa memanejemenkan jumlah produksi agar
tidak merugikan perusahaan. Lalu ketika kita akan melakukan Operasi Riset tentang
keuntungan produksi Parbik jangan
Membuat data yang tidak realistis sehingga membuat pabrik bisa bangkrut.
Contoh kasus aktivitas yang tidak beretika professional dalam bekerja adalah sebagai berikut:
1. Pada Industri Kontruksi
Menambah keuntungan bagi dirinya dan melakukan hal-hal yang melanggar kode etik profesinya misalnya ukuran-ukuran kualitas bangunan dikurangi sehingga hasil yang dicapai cepat dan murah namun tidak tahan lama, hal ini tentu sangat fatal akibatnya bagi pengguna bangunan yang dibuat kontraktor tersebut.
Menambah keuntungan bagi dirinya dan melakukan hal-hal yang melanggar kode etik profesinya misalnya ukuran-ukuran kualitas bangunan dikurangi sehingga hasil yang dicapai cepat dan murah namun tidak tahan lama, hal ini tentu sangat fatal akibatnya bagi pengguna bangunan yang dibuat kontraktor tersebut.
2. Kasus
pelanggaran kode etik pada produk berbahaya (Industri Pabrik), produk merupakan salah satu
kebutuhan yang ingin diperoleh masyarakat untuk kelangsungan hidupnya.
Tentunya, dalam membuat suatu produk, produsen bertujuan untuk memuaskan
pelanggan dengan cara produk yang dibuatnya dapat bermanfaat bagi konsumennya.
Di sisi lain, justru banyak produk yang dihasilkan itu merugikan pelanggan
karena memiliki dampak negatif atau berbahaya bagi konsumen. Contohnya adalah
kasus baru-baru ini yaitu susu yang mengandung melamin yang berbahaya bagi
konsumen. Contoh kasus tersebut jelas menyalahi etika profesi. Apabila produsen
susu tersebut memiliki etika profesi, maka produk berbahaya tersebut tidak akan
muncul di pasaran.
3. Kasus
pelanggaran kode etik pada dunia maya(Industri Komunikasi), dampak yang ditimbulkan dari kasus
tersebut, diantaranya: virus, spam, penyadapan, carding, melumpuhkan target.
Implikasi dari INTERNET (Interconection Networking), memungkinkan pengguna IT
semakin meluas, tak terpetakan, tak teridentifikasi dalam dunia. Otomatisasi
bisnis dengan internet dan layanannya, mengubah bisnis proses yang telah ada
dari transaksi konvensional kepada yang berbasis teknologi, melahirkan
implikasi negative, bermacam kejahatan, penipuan, hingga kerugian lainnya
akibat penggunaan internet dalam dunia bisnis. Pelanggaran HAKI, yakni masalah
pengakuan hak atas kekayaan intelektual, pembajakan, cracking, software ilegal.
4. Seorang
yang bekerja di bagian QC tersebut melakukan hal yang dianggap tidak baik,
yaitu dengan meloloskan suatu produk yang sebenarnya dianggap cacat atau tidak
layak. Hal ini disebut pelanggaran etika karena di dalam diri orang tersebut
tidak ditanamkan norma-norma yang berlaku dalam etika profesi. Dampak yang
ditimbulkan adalah nama baik perusahaan tersebut akan tercoreng karena tindakan
oknum yang melakukan tindakan tersebut.
5. Seorang
Matematikawan yang merencanakan untuk membuat Jembatan dengan tujuan
menghubungkan ke suatu kota. Tetapi Metode yang di gunakan matematikawan
tersebut salah dan Menyebabkan nilai error pada jembatan besar. Sehingga pada saat
kendaraan padat di jembatan / terhempas oleh ombak. Jembatan nya roboh sehingga
menimbulkan banyak korban
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Seorang Matematikawan di tuntut untuk
Bersikap profesional. Dimana seorang matematikawan harus bisa Mempertanggungjawabkan
Keahlianya di Berbagai Bidang industri.Matematikawan
Harus Bersifat Jujur, Tanggung Jawab , Teliti ,dll.
Agar Dunia
Industri Bisa Maju, Seorang Matematikawan harus juga mempunyai Skill dan
Kemampuan Yang Baik agar bisa Membantu perkembangan dunia industri dengan ilmu
matematika yang kita miliki sehingga bisa menguntungkan Banyak Pihak.
B. Saran
Saya menyarankan
kepada para pembaca untuk Bisa Memberi saran dan kritik untuk makalah yang saya
telah buat . Saya sadar Akan banyak Kekurangan yang masih di miliki oleh
makalah saya. Saya akan Senang
jika Pembaca Bisa Memberi saran dan kritik yang lebih baik lagi kepada saya. Sehingga
bisa Memperbaiki Makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga Kita Semua Bisa Memiliki
Etika Yang Baik Dalam Menjalakan Profesi Kita Di bidang Manapun yang kita
Jalankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar